Postingan

Mengulik Esensi Ungkapan Jawa "Urip Kuwi Mung Sakdermo Nglakoni" dan Implementasinya

Mengulik Esensi Ungkapan "Urip kuwi Mung Sakdermo Nglakoni" dan Implementasinya Belakangan ini saya sering kali mendengar ungkapan "mung sakdermo nglakoni". Terdengar seperti sebuah kepasrahan. Ungkapan tersebut biasa diucapkan sambil mendesah panjang ketika mengalami kegagalan atau ketika menikmati keadaan yang tidak sesuai harapan. Penggunaan ungkapan ini menurut saya kurang sreg karena terkesan memaksa ikhlas. Yaitu hanya untuk mengakhiri perasaan tidak puas serta menghentikan perasaan kecewa atas semua yang sudah dilakukan namun gagal akibat kondisi tertentu. Contohnya ketika masa jabatan berakhir lantas mencalonkan lagi tapi tidak terpilih, ketika terpaksa menutup usaha karena tidak ada profit, alami perceraian setelah belasan tahun berumah tangga, ketika putus kuliah karena tidak ada biaya, atau ketika acara terpaksa batal karena PPKM terkait pandemi Covid-19 padahal persiapan sudah maksimal, dsb. Kemudian menghela nafas "urip mung sakdermo nglakoni"...